Masa Pemerintahan Presiden Soeharto
Bahkan bisa dipastikan, setiap pergantian pemimpin negara pasti akan ada kenaikan harga solar. Dimasa pemerintahan pesiden Soeharto harga solar mengalami kenaikan sampai enam kali. Harga solar diawal pemerintahan Presiden Soeharto adalah Rp 52,50,-, ini harga solar pada tahun 1980. Kemudian pada tahun 1991, harga solar mengalami kenaikan yang sangak signifikan yaitu 471%. Sehingga harga solar yang awalnya Rp 52,50,- naik drastis menjadi Rp 300. Pada tahun 1993, masih dalam pemerintahan Presiden Soeharto, harga solar mengalami kenaikan lagi sebesar 40%, sehingga harga solar yang tadinya Rp 300,- menjadi Rp 700,-. Selanjutnya harga solar kembali naik pada tahun 1993 sebesar 27%, sehingga harga solar yang awalnya Rp 300,- naik menjadi Rp 380,-. Pada bulan Mei 1998 harga solar naik lagi 58% menjadi Rp 600,-. Tetapi tidak lama setelah pemerintah resmi mengumumkan kenaikan harga solar, masih dibulan yang sama tanggal 16 Mei 1998 harga solar turun 8% menjadi Rp 550,-.
Masa Pemeintahan Presiden Gus Dur
Diawal pemerintahan Presiden Gus Dur, harga solar masih mengikuti harga lama, yaitu Rp 550,-. Pada tanggal 1 Oktober tahun 2000, harga solar naik 9%, dari Rp 550,- menjadi Rp 600,-. Kemudian pada tanggal 16 Juni 2001, pemerintah resmi mengumumkan harga solar naik 30%, sehingga harga solar pada waktu itu yang semula Rp 600,- menjadi Rp 900,-.
Masa Pemerintahan Presiden Megawati
Pada masa pemerintahan Presiden Megawati ini, harga solar mengalami kenaikan beruntun. Pada tanggal 1 Maret tahun 2002, harga solar naik dari harga Rp 900,- menjadi Rp 1.150,-. Pada tanggal 1 April tahun 2002, harga solar naik lagi menjadi Rp 1.240,-. Kemudian pada tanggal 3 Mei di tahun yang sama, harga solar kembali naik dari harga Rp 1.240 menjadi Rp 1.390,-. Harga solar Rp 1.390,- ini bertahan lama, hampir setahun belum ada perubahan harga. Pada tanggal 1 Januari 2003 harga solar kembali naik menjadi Rp 1.890,-. Tetapi tidak lama setelah pemerintahan Megawati resmi mengumumkan harga solar, pada 21 Januari 2003 harga solar mengalami penurunan, jadi harga solar pada waktu itu yang semula Rp 1.890,- turun menjadi Rp 1.650,-.
Masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Pada masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, harga solar naik pada tanggal 1 Maret tahun 2005, yaitu harga solar awal, dari pemerintahan Presiden Megawati Rp 1.650,- naik sebesar 27% menjadi Rp 2.100,-. Kemudian pada tanggal 1 Oktober tahun 2005, pemerintah kembali menaikkan harga solar sebesar 105%, dari harga Rp 2.100,- menjadi Rp 4.300,-. Harga solar Rp 4.300,- ini bertahan cukup lama sampai tahun 2008. Pada tanggal 24 Mei 2008, harga solar naik lagi sebesar Rp 1.200,- jadi harga solar yang semula Rp 4.300,- menjadi Rp 5.500,-. Pada tanggal 15 Desember tahun 2008, harga solar mengalami penurunan sebesar 13%, sehinggan harga solar menjadi Rp 4.800,-. Tanggal 15 Januari tahun 2009, harga solar kembali turun sebesar 6% menjadi Rp 4.500,-. Enam bulan kemudian, pada tanggal 21 Juni 2009, harga solar kembali naik, dari harga Rp 4.500,- menjadi Rp 5.500,-. Harga solar disini bertahan cukup lama mulai dari 21 Juni 2009 sampai 2014, mamasuki masa pemerintahan Presiden Jokowi.
Masa Pemerintahan Presiden Jokowi
Pemerintahan Presiden Jokowi yang baru berjalan dua bulan, sudah melakukan gebrakan yang luar biasa. Untuk menata kesehatan fiskal Indonesia dari anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang terus meningkat setiap tahun. Solusi yang sudah dilakukan adalah menaikkan harga BBM subsidi. Presiden Jokowi sendiri yang mengumumkan secara langsung kenaikan harga BBM. Kenaikan harga solar diawal pemerintahan Presiden Jokowi ini sebesar Rp 2.000,-, sehingga harga solar terbaru saat ini adalah Rp 7.500,-.
.




